MAKALAH
Makalah Sastra Umum Tema Strukturalisme Genetik
Disusun untuk Memenui Tugas Mata Kuliah Sastra Umum
Dosen
Pengampu
Bapak Bakti
Sutopo S, S.MA
Oleh:
Afid Andi Sonata (1220717037)
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PACITAN
2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan anugerah dan kasih
sayang-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta seluruh
penerus perjuangannya, yang telah membawa umatnya menuju jalan kebenaran.
Dalam penyusunan
makalah yang berjudul Makalah Sastra Umum Tema Strukturalisme Genetik. Tentu
tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
Bapak Bakti
Sutopo S, S.MA selaku dosen pengampu mata kuliah Sastra Umum,
2.
Teman-teman
kami yang telah mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Hanya harapan
dan doa yang dapat disampaikan kepada semua pihak yang telah bekerjasama dalam
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, semoga Allah SWT memberikan
balasan yang berlipat ganda atas segala amal kebaikan. Amin.
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi isi, bahasa, maupun penulisannya, maka dengan segala kerendahan hati,kami
mengharapkan saran dan kritik. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca.
Pacitan, 05 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB
I.. : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................... 1
BAB
II.. :
PEMBAHASAN
A. Sejarah
perkemnbangan dan Tokoh Strukturalisme Genetik......... 2
B. Penelitian
Dengan Metode Strukturalisme Genetik...................... 5
C.
Beberapa Konsep Cangih Yang Mendukung
Strukturalisme
Genetik ........................................................................................ 5
D.
Penerapan Teori Sastra.................................................................. 6
E.
Kelebihan dan Kekurangan Strukturalisme
Genetik..................... 7
F.
Hakikat Teori Strukturalisme Genetik........................................... 7
BAB
III. : PENUTUP
A. Simpulan
....................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Teori Sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari
tentang prinsip-prinsip hukum, kategori, kriteria karya sastra yang
membedakannya dengan yang bukan sastra. Secara umum yang dimaksud teori adalah
suatu system ilmiah atau pengenetik mencoba untuk memperbaiki kelemahanetahuan
sistematis yang menerapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang
diamati. Teori berisi konsep atau uraian tentang hukum-hukum umum suatu objek
ilmu pengetahuan disuatu titik pandang tertentu. Konsep tersebut merupakan pencerminan
sastra terhadap masyarakat melalui karya sastra.
Lucien Goldman, tokoh para marxis, ia memandang karya
sastra hanya sebatas struktur yang menghubungkan dengan sejarah. Pandangan ini
sangat berbeda dengan marx. Menurutnya, karya sastra harus dianalisis secara
struktur dengan aspek kesejarahan. Maka ia memunculkan pendapat barunya tentang
sastra kedalam pendekatan strukturalisme genetic.
Kemunculan
teori strukturalisme disebabkan adanya ketiakpuasan terhadap pendekatan
stukturalisme, yang kajiannya hanya menitikberakan pada unsure-unsur intrinsik
tanpa memperhatikan unsure-unsur ekstrinsik karya sastra, sehingga karya sastra
dianggap lepas dari konteks sosialnya. Strukturalisme genetic mencoba untuk
memperbaiki kelemahan pendekatan strukturalisme, yaitu dengan memasukan faktor
genetic di dalam memahami karya sastra.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
pengertian strukturalisme genetik?
2. Bagaimana
metode dialektika dalam strukturalisme genetik?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan strukturalisme genetik?
C.
TUJUAN
1. Mengerti
akan pengertian teori strukturalisme genetik
2. Memahami
tentang dialektika teori strukturalisme genetik
3. Mengerti
tentang kelemahan dan kelebihan teori strukturalisme genetik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Strukturalisme Genetik
Strukturalisme genetic
didirikan oleh Taine dan dikembangkan oleh Lucien Goldmann, seorang filsuf dan
sosiolog Rumania-Perancis. Strukturalisme genetik dikembangkan atas dasar
penolakan terhadap analisis strukturalisme murni, analisis terhadap
unsure-unsur intrinsik. Strukturalisme genetic ini merupakan gerakan penolakan
strukturalisme murni, yang hanya menanalisis unsur-unsur intrinsik saja tanpa
mengindahkan hal-hal diluar teks sastra itu sendiri. Gerakan ini juga menolak
peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang khas, bahasa sastra (Ratna, 2006:
121).
Historitas teori strukturalisme genetik. Orang yang dianggap
sebagai peletak dasar madzhab genetik adalah Hippolyte Taine (1766-1817)
seorang kritikus dan sejarawan Francis. Ia mencoba menelaah sastra dari
presfektif sosiologis dan mencoba mengebangkan wawasan sepenuhnya ilmiah dalam
pendekatan sastra seperti halnya ilmu scientific dan exacta. Menurutnya bahwa
satra tidak hanya karya yang bersifat imajinatif dan pribadi melainkan suatu
perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu lahir. Ini merupakan konsep
ginetik pertama tetapi metode yang digunakan berbeda, setiap tokoh mempunyai
metodenya masing-masing. Tetapi kesamaan konsep setruktur hanya pada konteks
hubungan phenomena konsep.
Lucien Goldman (1975) seorang
Marksis adalah orang yang kemudian mengembangkan fenomena hubungan tersebut
dengan teorinya yang dikenal dengan strukturalisme genetic. Pada prinsipnya
teori ini melengkapi sutrukturaisme murni yang hanya menganalisis karya sastra
dari aspek intristiknya saja dan memakai peranan bahasa sastra sebagai bahasa
yang khas. Strukturaisme genetik memasukan faktor genetik dalam karya sastra,
genetik sastra artinya asal usul karya sastra. Adapun faktor yang terkait dalam
asal muasal karya sastra adalah pengarang dan kenyataan sejarah yang turut
mengkondisikan saat karya sastra itu diciptakan. Ditambah lagi ia memasuki
struktur sosial dalam kajiaannya yang membuat teori ini dominan pada periode
tertentu terutama di Barat dan Indonesia.
Pendekatan strukturalisme genetik
ialah pendekatan yang mempercayai bahwa karya sastra itu merupakan sebuah
struktur yang terdiri dari perangkat kategori yang saling berkaitan satu sama
lainnya sehingga membentuk yang namanya struktularisme genetik kategori
tersebut ialah fakta kemanusiaan yang berarti struktur yang bermakna dari
segala aktifitas atau perilaku manusia baik yang verbal maupun maupun fisik
yang berusaha di pahami oleh pengetahuaan. Semua aktivitas itu merupakan respon
dari subjek kolektif (subjek trans individual) dalam dunia sastra
transindividual subjek yang artinya terjadi kesamaan rasa dan pikiran antara
pengarang (penulis) karya sastra dengan para pembaca dalam memahami karya
sastra atau fakta manusia tadi, terus pandangan dunia terhadap subjek kolektif
(Trans individual Subject) fakta kemanusiaan dan terakhir adalah struktur karya
sastra. Menurut Goldman karya sastra merupakan produk strukturasi dari
transindividual subject yang mempunyai struktur yang koheren dan terpadu, karya
sastra merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner dan dalam
mengekspresikan pandangan dunia tersebut pengarang menciptakan semesta
tokoh-tokoh, objek-objek dan relasi-relasi secara imajiner dalam pendapat
tersebut golman mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Yang menjadi
pusat perhatiaannya ialah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan
obyek yang ada disekitarnya.
Teori strukturalisme genetik ialah
sebuah teori yang menjelaskan struktur dan asal muasal struktur tersebut dengan
memperhatikan relevansi konsep homologi, kelas sosial yang dimaksud Goldman
adalah kelas yang mempertahankan relevansi struktur dan ia menggunakan metode
dialektika yang menekankan dan mempertimbangkan koherensi struktural yang
berbeda jauh dengan Marxisme yang menapikan struktur dan metodenya menggunakan
positivistik yang mengingkari relevansi dan koherensi struktur, subjek
transindividual ini berarti sebagai subjek dalam menciptakan karya sastra yakni
penulis harus bisa menyampaikan perasaan dan pikiranya kepada pembaca dalam
novel misalnya supaya pembaca bisa memahami dan mengerti apa yang disampaikan
penulis dan terjadi sama rasa dan pikiran dalam memahami karya sastra atau
novel tadi dan pandangan dunia pengarang terhadap subjek kolektif
(transindividual subject) dan fakta manusia.
B. Pengertian Karya Sastra dalam
Strukturalisme Genetik
Struktural
genetik merupakan salah satu pendekatan yang mencoba menjawab kelemahan dari
pendekatan strukturalisme otonom. Kelemahan tersebut hanya terletak pada
penekanannya yang berlebihan terhadap otonomi karya sastra sehingga mengabaikan
dua hal pokok yang tidak kurang pentingnya, yaitu kerangka sejarah sastra dan
kerangka sosial budaya yang mengitari karya itu (Faruk dalam Chalima 1994).
Pendekatan strukturalisme genetik juga mempercayai bahwa karya sastra itu
merupakan sebuah struktur yang terdiri dari perangkan kategori yang saling
berkaitan satu sama lainnya sehingga membentuk yang namanya struktularisme
genetik kategori tersebut ialah fakta kemanusiaan yang berarti struktur yang
bermakna dari segala aktifitas atau prilaku manusia baik yang verbal maupun
maupun fisik yang berusaha di pahami oleh pengetahuaan sebagaimana yang telah
diungkapkan bahwa dalam teori strukturalisme genetik Goldmann membangun
seperangkat kategori yang saling bertalian satu sama lain, kategori-kategori
itu adalah fakta kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi, pandangan dunia,
pemahaman dan penjelasan.
Dalam teori ini di terangkan bahwa teori tidak mengganggap karya sastra hanya
sebagai sebuah struktur (structure), tetapi juga struktur yang bermakna
(significant structure) sebagaimana yang tertulis dalam tulisan Goldman “the
concept of the Significant Structure in the History of Culture” maksudnya bahwa
karya sastra bukan hanya bercirikan adanya koherensi internal (Internal
Koherence) tetapi setiap elemenya juga memiliki hubungan dengan makna struktur
global, dunia, atau lingkungan sosial dan alamnya (manuaba, 2009:21)
Istilah genetik mengandung pengertian bahwa karya satra itu mempunyai
asal-usulnya (Genetik) di dalam proses sejarah atau masyarakat. Strukturalisme
genetik mengakui adanya homologi antara struktur karya sastra dengan
kesadaran kolektif dan struktur dalam karya sastra merupakan ekspresi integral
dan koheren dari semesta.
Strukturalisme genetik dalam pendekatanya ialah mempercayai bahwa karya sastra
itu merupakan sebuah struktur yang terdiri dari perangkat kategori yang saling
berkaitan satu sama lainnya sehingga membentuk yang namanya struktularisme
geneti kategori tersebut ialah fakta kemanusiaan yang berarti struktur yang
bermakna dari segala aktifitas atau prilaku manusia baik yang verbal maupun
maupun fisik yang berusaha di pahami oleh pengetahuaan. Semua aktivitas itu merupakan
respon dari subjek kolektif (subjek transindividual) dalam dunia sastra
transindividual subjek yang artinya terjadi kesamaan rasa dan pikiran antara
pengarang (penulis) karya sastra dengan para pembaca dalam memahami karya
sastra atau fakta manusia tadi, terus pandangan dunia terhadap subjek kolektif
(Transindividual Subject) fakta kemanusiaan dan terakhir adalah struktur karya
sastra menurut Goldman karya sastra merupakan produk strukturasi dari
transindividual subject yang mempunyai struktur yang koheren dan terpadu terus
karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner dan dalam
mengekspresikan pandangan dunia tersebut pengarang menciptakan semesta
tokoh-tokoh, objek-objek dan relasi relasi secara imajiner dalam pendapat
tersebut golman mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik.
C.
Dialektika
Pemahaman-Penjelasan
Dalam perspektif strukturalisme genetik, karya sastra merupakan
sebuah struktur koheren yang memiliki makna. Dalam memahami makna itu Goldmann
mengembangkan metode yang bernama metode dialektik. Prinsip dasar metode
dialektik yang membuatnya berhubungan dengan masalah koherensi di atas adalah
pengetahuannya mengenai fakta-fakta kemanusiaan yang akan tetap abstrak apabila
tidak dibuat konkret dengan mengintegrasikannya ke dalam keseluruhan. Untuk itu
metode dialektik mengembangkan dua pasangan konsep yaitu “keseluruhan-bagian”
dan “pemahaman-penjelasan” (Faruk 19-20).
Dialektik memandang bahwa tidak ada titik awal yang secara mutlak
sahih dan tak ada persoalan yang secara mutlak pasti terpecahkan. Setiap
gagasan individual akan berarti jika ditempatkan dalam keseluruhan, demikian
juga keseluruhan hanya dapat dipahami dengan menggunakan fakta-fakta parsial
yang terus bertambah. Dengan kata lain, keseluruhan tidak dapat dipahami tanpa
bagian, dan bagian tidak dapat dimengerti tanpa keseluruhan (Faruk 20).
Sebagai sebuah struktur, karya sastra terdiri dari bagian-bagian
yang lebih kecil, yang mana dengan mengidentifikasinya akan membantu kita
memahami apa sebenarnya karya tersebut. Namun teks sastra itu sendiri merupakan
bagian dari keseluruhan yang lebih besar yang membuatnya menjadi struktur yang
berarti. Dalam memahaminya harus juga disertai usaha menjelaskanya dengan
menempatkannya dalam keseluruhan yang lebih besar. Inilah sebenarnya konsep
dialektika “pemahaman-penjelasan”, dimana pemahaman adalah usaha untuk mengerti
identitas bagian, sedangkan penjelasan adalah usaha untuk mengerti makna itu
dengan menempatkannya dalam keseluruhan yang lebih besar
D. Beberapa
Konsep Cangih yang mendukung Teori Strukturalisme Genetik
1.
Fakta kemanusiaan
Fakta kemanusiaan merupakan hasil aktivitas atau perilaku
manusia baik yang verbar maupun yang fisik, yang berusaha dipahami ilmu
penegetahuan. Fakta kemanusiaan dalam strukturalisme genetic dibagi dalam dua
bagian yaitu, fakta individual dan fakta social.
2.
Homologi
Homologi menurut ratna (2006:122) diturunkan melalui
organism primitive yang sama dan disamakan dengan korespondensi, kualitas
hubungan yang bersifat structural. Homologi memiliki implikasi dengan hubungan
bermakna antara struktur literer dengan struktur social.
3.
Kelas-kelas social
Kelas-kelas social adalah kolektifitas yang menciptakan
gaya hidup tertentu, dengan struktur yang ketat dan koheren. Dikaitkan dengan
strukturalisme genetic kelas yang dimaksudkan adalah kelas social pengarang
karena karya sastra sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan pengarang. Dalam
hubungan inilah, sesuai dengan pandangan Marxis, Karya disebut sebagai wakil
kelas sebab karya sastra dimanfaatkan untuk menyampaikan aspirasi kelompoknya.
4.
Subjek transindividual
Meskipun istilah transidividual diadopsi oleh Goldmann dari
kazanah intelektual Marxis, khususnya Lukacs, Goldman tidak menggunakan istilah
kesadaran kolektif dengan pertimbangan istilah ini seolah-olah menonjolkan pikiran-pikiran
kelompok.
5.
Pandangan dunia
Pandangan dunia memicu subjek untuk mengarang, dan
dianggap sebagai salah satu ciri keberhasilan suatu karya, dalam rangka
strukturalisme genetic, pandangan dunia berfungsi untuk menunjukkan
kecenderungan kolektuvitas tertentu.
E. Kelebihan
dan Kekurangan Teori Strukturalisme Genetik
Kelebihan dari strukturalisme genetic kalau dibandingkan
dengan struktualisme murni dan dinamik, strukturalisme genetic mempunyai
keunggulan yang dominan ketimbang kedua teori struktur tersebut strukturalisme
genetic dikembangkan atas dasar penolakan terhadap analisis strukturalisme
murni yang menganalisis karya sastra terhadap struktur intrinsic saja.
Perbedaannya strukturalisme dinamik terbatas dalam melibatkan peranan penulis
dan pembaca dalam rangka komunikasi sastra, strukturalisme genetic melangkah
lebih jauh kr struktur social dan karya sastra dapat dipahami dari asalnya dan
terjadinya unsure genetic dan latar belakang social tertentu
Kekurangannya mungkin konsep strukturalisme dalam
perkembangannya seperti yang disebut Raymond Boudond (1976) adalah konsep yang
kabur mungkin karena hubungan antar tesis, antithesis dan sintesis yang saling
berkaitan, mengisi dan melebur menjadi konsep ini kabur atau tidak jelas sulit
untuk mendapatkan simpulan yang pasti.
F.
Hakikat Teori
Strukturalisme Genetik
Menurut Nyoman
Khuta Ratna Stukturalisme Genetik adalah analisis struktur dengan memberi
perhatian terhadap asal-usul karya. Secara ringkas strukturalisme genetic
sekaligus memberi perhatian terhadap analisis intrinsic dan ekstrinsik. Secara
definitive, menjelaskn lebih lanjut bahwa strukturalisme genetic adalah
analisis yang memberikan perhatian terhadap asal-usul teks sastra. Pencetus
teori ini percaya bahwa sebuah karya adalah struktur yang hidup, merupakan
produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi dan
destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal sebuah satra
PENUTUP
SIMPULAN
Strukturalisme genetic
didirikan oleh Taine dan dikembangkan oleh Lucien Goldmann, seorang filsuf dan
sosiolog Rumania-Perancis. Strukturalisme genetic dikembangkan atas dasar
penolakan terhadap analisis strukturalisme murni, analisis terhadap
unsure-unsur intrinsic. Strukturalisme genetic ini merupakan gerakan penolakan
strukturalisme murni, yang hanya menanalisis unsur-unsur intrinsik saja tanpa
mengindahkan hal-hal diluar teks sastra itu sendiri. Gerakan ini juga menolak
peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang khas, bahasa sastra (Ratna, 2006:
121).
Konsep canggih yang
mendukung Teori Strukturalisme Genetis
yaitu:
1. Fakta
kemanusiaan
2. Homologi
3. Kelas-kelas
social
4. Subjek
transindividual
5. Pandangan
dunia
DAFTAR PUSTAKA
Hendriyanto,
Agus. 2013. Filsafat Bahasa. Surakarta: Yuma Pustaka
Arif. 2007. “Strukturalisme Genetik” Dalam
http//arif-irfan-fauzi.blogspot.com.12 Januari 2011.
Pujo, sakti nurcahyo. 2011 “Teori Strukturalisme
Genetik” Dalam
http//pujosaktinurcahyo.wordpress.com.24
Januari.
No comments:
Post a Comment